PENGARUH PENGEMBANGAN WILAYAH DAN TATA RUANG
Terhadap Indeks Kebahagiaan Penduduk (IKP)
Terhadap Indeks Kebahagiaan Penduduk (IKP)
Upaya sistematis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan produktivitas, daya saing ekonomi, pemerataan pembangunan, serta perbaikan kualitas lingkungan dan layanan publik.
Wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang sebagai alat vital untuk mewujudkan tujuan pengembangan wilayah.
Ukuran subjektif (subjective well-being) masyarakat, terdiri dari:
Kebijakan berskala besar ditujukan untuk pemerataan dan peningkatan ekonomi yang secara signifikan memengaruhi IKP:
| Faktor | Indikator IKP | Dampak Kebahagiaan |
|---|---|---|
| Pembangunan Infrastruktur | Akses Fasilitas, Waktu Luang. | Mengurangi stres komuter, meningkatkan efisiensi waktu dan biaya. |
| Pemerataan Ekonomi | Pendapatan, Pekerjaan. | Menghapus ketimpangan desa-kota, mengurangi urbanisasi paksa. |
| Pembangunan Berkelanjutan | Kualitas Lingkungan, Kesehatan. | Menjamin kualitas air dan udara yang baik, meningkatkan rasa aman. |
Tingkat kesenjangan pembangunan (fasilitas terkonsentrasi di satu titik) menyebabkan IKP yang lebih rendah di wilayah tertinggal.
Implikasi: Pengembangan wilayah harus mengadopsi paradigma pemerataan (equity), bukan hanya pertumbuhan (growth).
Kota besar dengan densifikasi berlebihan mengalami penurunan IKP karena hilangnya privasi, peningkatan polusi, dan kurangnya RTH.
Solusi Tata Ruang: Perluasan RTH, penerapan konsep compact city yang cerdas, dan desain spasial yang manusiawi (people-oriented).
IKP adalah ukuran subjektif. Perencanaan tata ruang dan pengembangan wilayah harus bersifat partisipatif agar sesuai dengan persepsi dan kebutuhan lokal masyarakat mengenai kebahagiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah memberi masukan kepada kami!