Keberagaman Lingkungan Sekitar - Interaksi Sosial dalam Masyarakat


Tujuan Pembelajaran 

  1. Peserta didik dapat mengidentifikasi lingkungan masyarakat di sekitarnya dan proses interaksi sosial yang terjadi di dalam masyarakat.
  2. Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis-jenis lingkungan masyarakat di sekitarnya.
  3. Peserta didik dapat menjelaskan bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat sekitar mereka
  4. Peserta didik mampu merefleksikan nilai-nilai sosial dari keberagaman lingkungan sosial masyarakat.

Pemahaman Bermakna

Peserta didik menyadari bahwa interaksi sosial merupakan komponen utama dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka menyadari bahwa setiap jenis interaksi, baik itu kerja sama, persaingan, atau konflik, adalah bagian dari proses sosial yang membentuk jati diri, nilai, dan dinamika kehidupan manusia dalam masyarakat.

Assalamualaikum, salam prestasi!

Coba perhatikan apa yang ada di sekitarmu. Apakah tempat tinggal Anda adalah perkotaan, pedesaan, atau mungkin pinggiran kota? Apakah teman-temanmu berasal dari latar belakang budaya, agama, atau suku yang berbeda? 

Masyarakat dibentuk oleh semua perbedaan ini. Di sinilah pentingnya interaksi sosial. Interaksi sosial membantu kita menjadi bagian dari masyarakat, berkomunikasi, bekerja sama, dan menyelesaikan masalah.

Apa itu Interaksi Sosial?

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.



sedangkan, menurut para ahli sebagai berikut:

Soerjono Soekanto
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
📌 Penekanan: Sifat dinamis dari hubungan sosial yang terus berubah dan berkembang.

Gillin dan Gillin
Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang terjadi karena adanya kontak sosial dan komunikasi.
📌 Penekanan: Interaksi terjadi karena kontak dan komunikasi.

Interaksi sosial menurut para ahli pada dasarnya:
  1. Melibatkan hubungan antara manusia.
  2. Terjadi karena adanya kontak dan komunikasi.
  3. Bersifat dinamis, artinya selalu berubah sesuai kondisi masyarakat.
  4. Membentuk pengaruh timbal balik yang membangun struktur sosial.

Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Agar interaksi sosial bisa terjadi, dibutuhkan dua syarat:
  1. Kontak Sosial: Ada hubungan langsung (seperti berbicara, bertemu, berkirim pesan).
  2. Komunikasi: Menyampaikan pesan, perasaan, atau informasi melalui kata, simbol, atau tindakan.

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Interaksi Sosial Asosiatif (Membawa Kebaikan)


  1. Kerja Sama: Gotong royong membersihkan lingkungan.
  2. Akomodasi: Menyelesaikan perbedaan dengan damai.
  3. Asimilasi: Menerima budaya lain dan menjadikannya bagian dari budaya sendiri.
  4. Akulturasi: Perpaduan dua budaya tanpa menghilangkan ciri asli.

Interaksi Sosial Disosiatif (Berpotensi Konflik)
  1. Persaingan: Lomba ranking kelas.
  2. Kontravensi: Ketidaksepakatan yang tidak terbuka.
  3. Pertentangan: Pertengkaran antar teman.

Mengapa Interaksi Sosial Penting?

Melalui interaksi sosial, kita:
  1. Mempelajari nilai dan norma yang berlaku.
  2. Menyesuaikan diri dengan lingkungan.
  3. Membangun jati diri sebagai bagian dari masyarakat.
  4. Memahami keberagaman dan hidup toleran.
Contoh Kasus: Konflik dan Solusi di Lingkungan Sekitar

Judul Kasus: "Remaja dan Konflik Tempat Nongkrong"

Di sebuah desa yang sedang berkembang, kelompok remaja sering berkumpul di warung kopi dekat rumah. Mereka nongkrong sampai larut malam, bernyanyi dan kadang-kadang berteriak. Orang-orang mulai merasa terganggu dan menyampaikan keluhan mereka kepada ketua RT.
Kemudian diadakan pertemuan antara anggota kelompok, orang tua remaja, dan tokoh masyarakat. Diputuskan dalam musyawarah bahwa jam malam dibatasi sampai pukul 9 malam dan musik tidak boleh terlalu keras. Terakhir, kedua belah pihak mencapai kesepakatan dan suasana kembali kondusif.

Pembelajaran berharga: 
  1. Salah satu pelajaran yang dapat dipetik dari kasus ini adalah bahwa terjadi interaksi sosial yang mencakup akomodasi dan kerja sama.
  2. Menunjukkan bahwa komunikasi adalah cara untuk menyelesaikan konflik. Interaksi sosial dapat membentuk sikap dan tanggung jawab yang saling menghargai.

Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Pembentukan Identitas Budaya

Coba kamu pikirkan...
  1. Kenapa di Bali terkenal dengan budaya upacara adatnya?
  2. Kenapa di Minangkabau dikenal dengan rumah gadang dan sistem kekerabatan matrilineal?
  3. Kenapa di Papua ada tarian perang yang unik dan penuh semangat?
Semua itu terbentuk karena budaya, dan budaya tidak muncul begitu saja, tapi dibentuk melalui interaksi sosial yang terjadi di dalam masyarakat secara terus-menerus.

Peran Interaksi Sosial dalam Membentuk Identitas Budaya

Interaksi sosial adalah kunci terbentuknya budaya!
Saat orang-orang berkomunikasi, bekerja sama, menyelesaikan masalah, dan hidup bersama, mereka mulai membentuk cara hidup yang disepakati bersama — inilah yang menjadi awal dari budaya.

Contoh:
  1. Tradisi gotong royong di Jawa terbentuk karena masyarakat saling membantu dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Upacara adat seperti Ngaben di Bali muncul karena masyarakat berinteraksi dalam keyakinan dan nilai yang sama.

Mengapa Budaya Tiap Daerah Berbeda?



Hal ini dikarenakan beberpa faktor yang diantaranya:

1. Lingkungan Alam Berbeda (geografis)
Orang yang tinggal di pegunungan punya gaya hidup berbeda dengan yang tinggal di pesisir.
Contoh: Suku Baduy (Banten) yang tinggal di hutan punya budaya menjaga alam yang kuat.

2. Interaksi dengan Budaya Lain
Daerah yang menjadi pusat perdagangan (seperti Makassar, Malaka) cenderung memiliki budaya yang terbuka dan beragam karena banyak berinteraksi dengan bangsa lain.

3. Sejarah dan Kepercayaan
Sejarah masa lalu seperti kerajaan, kolonialisme, dan agama yang masuk ke suatu daerah membentuk sistem nilai dan budaya daerah tersebut.

Sumber Referensi

  1. Sumantri, M. (2021). Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  2. Soekanto, Soerjono. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
  3. Observasi dan pengalaman kehidupan sosial remaja di lingkungan sekolah dan masyarakat.
  4. Koentjaraningrat. (2002). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
  5. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2021). Modul IPS Kelas VII – Kurikulum Merdeka.
  6. Portal Indonesia.go.id – Artikel: Ragam Budaya Daerah di Indonesia.
  7. Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (Kemendikbudristek, 2022).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah memberi masukan kepada kami!