Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di Indonesia telah melalui perjalanan panjang, dimulai sejak masa penjajahan, ketika ilmu dan teknologi masuk melalui interaksi dengan bangsa asing, hingga masa kemerdekaan yang menandai upaya mandiri bangsa dalam membangun IPTEK. Perkembangan ini semakin pesat sejak era Orde Baru, ketika industrialisasi mulai digalakkan untuk mendorong pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Namun, di tengah kemajuan tersebut, Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan, seperti ketimpangan teknologi antara daerah perkotaan dan pedesaan, ketergantungan pada teknologi asing, dan terbatasnya inovasi lokal. Industrialisasi yang berfokus pada produksi besar-besaran juga membawa pengaruh negatif, seperti kerusakan lingkungan akibat limbah industri, eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, serta perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung konsumtif dan mengabaikan nilai-nilai lokal. Tantangan ini menunjukkan bahwa Indonesia harus memperkuat kebijakan yang mendukung IPTEK berkelanjutan dan inklusif, agar kemajuan yang dicapai tidak hanya menguntungkan segelintir pihak, tetapi juga memberikan manfaat luas bagi seluruh lapisan masyarakat.
Ilustrasi Ketimpangan Teknologi |
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa mampu:
- Menjelaskan tahapan-tahapan sejarah perkembangan IPTEK di Indonesia dari masa penjajahan hingga era modern.
- Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan IPTEK di Indonesia.
- Menganalisis dampak perkembangan IPTEK terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Indonesia.
- Mengkritisi tantangan dan dampak negatif dari perkembangan IPTEK dan industrialisasi di Indonesia.
B. Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Ilmu Pengetahuan adalah pengetahuan yang diperoleh melalui proses pengamatan, penalaran, dan percobaan untuk memahami fenomena alam dan kehidupan. Teknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan untuk menciptakan alat, sistem, dan metode yang dapat mempermudah pekerjaan manusia. IPTEK merupakan gabungan antara ilmu pengetahuan dan teknologi, yang menghasilkan inovasi untuk memajukan kehidupan.
C. Tahapan Sejarah Perkembangan IPTEK di Indonesia
1. Masa Pra-Kemerdekaan
Masa Penjajahan Belanda: Masuknya teknologi Barat dimulai dengan kedatangan bangsa Belanda, yang membawa teknologi maritim dan sistem pengelolaan perkebunan untuk mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia. Pendidikan modern pertama, seperti sekolah teknik, mulai diperkenalkan di Hindia Belanda. Adapun perkembangan pada masi ini adalah:
- Eksplorasi Pertanian: Belanda melakukan penelitian di sektor pertanian untuk mengembangkan komoditas ekspor, seperti kopi, teh, karet, dan tebu.
- Penelitian di Bidang Geologi dan Tambang: Ditemukan berbagai tambang dan sumber daya alam yang dikelola oleh pemerintah kolonial, terutama minyak bumi dan timah.
- Pendirian Lembaga Penelitian: Pada 1817, Belanda mendirikan Kebun Raya Bogor sebagai pusat penelitian botani tropis. Kebun ini menjadi awal dari berbagai penelitian tentang flora Indonesia.
Ilustrasi Perkembangan Teknologi Jaman Kolonial
Pengaruh Jepang: Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945), teknologi yang diperkenalkan berfokus pada industri dasar, seperti pengelolaan pangan dan pembuatan senjata sederhana. Beberapa aspek perkembangan IPTEK pada masa penjajahan Jepang meliputi:
- Pengembangan Teknologi Pertanian dan Pangan: Jepang menggalakkan pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan baik untuk rakyat maupun pasukan. Mereka memperkenalkan metode baru dalam mengelola lahan dan sistem irigasi sederhana, serta memobilisasi masyarakat untuk menanam tanaman pangan pokok seperti padi, jagung, dan singkong. Program ini sering dikenal sebagai program romusha yang melibatkan tenaga kerja paksa, di mana rakyat Indonesia dipaksa bekerja di sektor pertanian dengan alat yang sederhana.
- Penggunaan Teknologi Industri Sederhana: Jepang memperkenalkan teknologi industri dasar untuk keperluan perang, seperti produksi senjata sederhana dan amunisi lokal. Pabrik-pabrik kecil didirikan di beberapa daerah untuk memproduksi kebutuhan militer, namun teknologi yang digunakan umumnya masih sangat sederhana. Masyarakat didorong untuk menghasilkan barang-barang yang dapat menunjang perang, seperti logistik pasukan dan barang-barang kebutuhan dasar lainnya.
- Pelatihan Teknik untuk Kepentingan Militer: Jepang juga membentuk pendidikan militer untuk melatih pemuda-pemuda Indonesia dalam keterampilan teknik dasar yang dapat mendukung kebutuhan logistik militer. Program pelatihan ini, antara lain, menghasilkan kader-kader teknik yang di kemudian hari berkontribusi pada pengembangan IPTEK di Indonesia setelah kemerdekaan.
- Pemanfaatan Infrastruktur Transportasi: Untuk memperlancar logistik militer, Jepang memanfaatkan dan memperbaiki jaringan transportasi yang sudah ada, terutama jalur kereta api dan jalan raya. Mereka juga membangun jalur kereta api tambahan di beberapa wilayah penting. Salah satu yang terkenal adalah pembangunan Jalur Kereta Api Maut di Sumatera dan jalur di Kalimantan yang menggunakan tenaga kerja paksa dengan kondisi kerja yang sangat keras dan berbahaya.
- Pengenalan Pendidikan dan Bahasa Jepang: Jepang memperkenalkan sistem pendidikan dengan kurikulum yang berorientasi pada nilai-nilai dan bahasa Jepang. Meskipun terbatas, beberapa pelatihan teknis dan ilmu dasar diberikan kepada pemuda Indonesia untuk mendukung sistem pendidikan ini. Pendidikan yang diberikan juga berfungsi untuk propaganda dan memobilisasi dukungan rakyat terhadap pemerintahan Jepang.
- Pengaruh Budaya dan Disiplin Teknologi Jepang: Selain pengembangan teknis, Jepang juga menekankan kedisiplinan dan etos kerja yang kuat. Pengaruh budaya kerja keras dan disiplin ini diwariskan ke generasi Indonesia pasca kemerdekaan, yang kemudian menjadi bagian dari nilai dan etos kerja di beberapa bidang, termasuk dalam pengembangan IPTEK.
2. Masa Awal Kemerdekaan (1945–1960-an)
Setelah kemerdekaan, Indonesia mulai membangun fondasi awal untuk IPTEK nasional. Tokoh-tokoh pendiri bangsa memahami pentingnya IPTEK untuk pembangunan. Pada masa ini, beberapa inisiatif dilakukan:
- Pendirian Lembaga-Lembaga IPTEK: Pada 1956, didirikan Lembaga Eijkman di Jakarta sebagai pusat penelitian biologi medis, yang berfokus pada masalah kesehatan seperti malaria.
- Pendirian Perguruan Tinggi Teknik: Institut Teknologi Bandung (ITB) didirikan pada 1959 untuk membina calon-calon ilmuwan dan insinyur Indonesia.
- Pengembangan Teknologi Dasar: Pemerintah fokus pada pengembangan teknologi dasar yang mendukung kemandirian bangsa, seperti pertanian, perikanan, dan energi.
- Konferensi Asia-Afrika (1955): Sebagai pelopor dari gerakan non-blok, Indonesia membuka hubungan dengan negara-negara Asia-Afrika yang juga berfokus pada kolaborasi IPTEK untuk memajukan negara masing-masing.
Ilustrasi KAA sebagai Tonggak Kemajuan Teknologi
3. Masa Orde Baru (1970-an–1998)
Pada masa Orde Baru, pembangunan IPTEK mendapat perhatian lebih besar sebagai bagian dari strategi pembangunan nasional. Program-program pengembangan IPTEK diupayakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Inisiatif penting pada masa ini meliputi:
- Pembentukan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) pada 1978 untuk mendorong pengembangan dan penerapan teknologi di sektor industri dan pemerintahan.
- Peluncuran Satelit Palapa: Pada 1976, Indonesia meluncurkan satelit Palapa, menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki satelit komunikasi sendiri, yang memperkuat infrastruktur komunikasi dan informasi di seluruh wilayah Nusantara.
- Pengembangan Industri Pesawat Terbang: B.J. Habibie, sebagai Menteri Riset dan Teknologi, mengembangkan industri dirgantara Indonesia melalui IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara), yang menghasilkan pesawat N-250 pada 1995.
Ilustrasi Perancangan Pesawat N250 Gatotkaca
4. Masa Reformasi dan Globalisasi (1998–2000-an)
Setelah Reformasi 1998, IPTEK di Indonesia menghadapi tantangan baru, terutama dalam hal globalisasi dan peningkatan daya saing. Upaya pengembangan IPTEK mulai diarahkan untuk mengikuti arus global dengan fokus pada inovasi dan riset yang mendukung kebutuhan masyarakat.
- Pengembangan Teknologi Informasi: Peningkatan akses internet dan telekomunikasi memungkinkan perkembangan teknologi informasi. Mulai bermunculan perusahaan-perusahaan teknologi lokal, termasuk pengembangan aplikasi dan startup teknologi.
Ilustrasi Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi - Otonomi Daerah dalam Pengembangan IPTEK: Setelah reformasi, setiap daerah diberi otonomi untuk mengembangkan IPTEK sesuai dengan kebutuhan daerahnya masing-masing, sehingga meningkatkan inovasi lokal.
- Pembentukan Kementerian Riset dan Teknologi: Pada era ini, pemerintah juga mendirikan kementerian khusus untuk riset dan teknologi, yang kemudian berkembang menjadi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sebagai upaya mendukung pengembangan riset dan teknologi secara nasional.
5. Era Modern dan Revolusi Industri Digital 4.0 (2010-an hingga Sekarang)
Memasuki abad ke-21, Indonesia menghadapi tantangan era Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan perkembangan teknologi digital, otomatisasi, dan kecerdasan buatan. Fokus pengembangan IPTEK di era ini adalah:
- Inisiatif "Making Indonesia 4.0": Pemerintah meluncurkan peta jalan untuk mempersiapkan sektor-sektor industri nasional menghadapi era digitalisasi dan otomatisasi.
- Perkembangan Startup dan Ekonomi Digital: Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan startup yang pesat di Asia Tenggara, dengan banyak perusahaan teknologi lokal yang mendunia seperti Gojek dan Tokopedia.
- Penguatan Ekosistem Inovasi: Pemerintah membangun pusat-pusat inkubasi dan memberikan dukungan bagi penelitian di bidang-bidang strategis, seperti energi terbarukan, bioteknologi, dan teknologi kesehatan.
- Penekanan pada Pendidikan STEM: Meningkatnya kesadaran akan pentingnya pendidikan STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika) untuk mendukung tenaga kerja yang siap menghadapi perkembangan teknologi masa depan.
Ilustarasi pembelajaran dengan STEM - Teknologi Pendidikan: Teknologi pendidikan berbasis daring semakin berkembang, terutama saat pandemi COVID-19 yang mendorong sistem pembelajaran jarak jauh.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan IPTEK di Indonesia
1. Kebijakan Pemerintah
- Dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan dan regulasi yang mendorong investasi teknologi dan pengembangan riset.
- Adanya lembaga riset pemerintah seperti LIPI dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
2. Sumber Daya Alam dan Manusia
- Kekayaan sumber daya alam menjadi pendorong bagi inovasi dan pengembangan teknologi di bidang agrikultur, pertambangan, dan energi.
- Ketersediaan tenaga ahli di bidang IPTEK yang semakin meningkat melalui pendidikan dan pelatihan profesional.
3. Globalisasi dan Teknologi Digital
Globalisasi memudahkan transfer teknologi dari negara maju ke Indonesia. Teknologi digital juga mempercepat penyebaran informasi dan memungkinkan integrasi Indonesia dengan ekonomi global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah memberi masukan kepada kami!