Sosialisasi adalah proses pembelajaran dan adaptasi individu terhadap norma-norma, nilai-nilai, budaya, dan tata kelola sosial dalam lingkungan masyarakat atau kelompok tertentu. Proses ini melibatkan interaksi sosial yang membentuk pandangan individu tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar mereka. Melalui sosialisasi, individu belajar bagaimana berperilaku, berbicara, dan berinteraksi sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam lingkungan mereka.
Sosialisasi adalah proses pembelajaran dan adaptasi individu dalam masyarakat atau kelompok tertentu melalui interaksi sosial, norma-norma, nilai-nilai, dan budaya yang ada dalam lingkungan tersebut. Berikut adalah beberapa definisi sosialisasi menurut para ahli:
- George Herbert Mead: Sosialisasi adalah proses di mana individu menginternalisasi norma-norma sosial dan mengembangkan kemampuan untuk melihat diri mereka dari sudut pandang orang lain. Mead mengemukakan konsep "self" yang terbentuk melalui interaksi sosial dan refleksi diri dalam konteks masyarakat.
- Charles Horton Cooley: Cooley memperkenalkan istilah "the looking glass self" yang menggambarkan bagaimana individu membentuk pandangan tentang diri mereka sendiri berdasarkan persepsi orang lain terhadap mereka. Menurutnya, sosialisasi membantu pembentukan identitas diri melalui interaksi sosial.
- Talcott Parsons: Parsons menyajikan konsep agen sosialisasi yang terdiri dari keluarga, sekolah, media, dan institusi lainnya yang membantu mentransmisikan nilai-nilai dan norma-norma sosial kepada individu. Ia juga mengemukakan konsep internalisasi, di mana individu menerima dan mengadopsi norma-norma tersebut.
- Jean Piaget: Dalam konteks perkembangan anak, Piaget menggambarkan sosialisasi sebagai bagian dari proses kognitif di mana anak-anak memahami dunia sosial di sekitar mereka melalui tahapan perkembangan kognitif yang berbeda.
- Prof. Dr. Koentjaraningrat: Salah satu antropolog terkemuka Indonesia, Koentjaraningrat, mendefinisikan sosialisasi sebagai "proses pembentukan kepribadian manusia yang sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat."
2. Tahap Meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran- peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan oleh seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari dirinya.
- Nilai material, segala hal yang bermanfaat untuk jasmani manusia, seperti makanan dan minuman.
- Nilai vital, segala hal yang digunakan manusia dalam melakukan aktivitas, seperti buku untuk dibaca, payung saat hujan, dan lainnya.
- Nilai kerohanian, segala sesuatu yang bermanfaat bagi rohani manusia, meliputi nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai kebaikan / moral, dan nilai religius.
- Norma agama, norma yang memuat aturan guna menata hidup manusia yang mengatur hubungan makhluk hidup secara vertikal antara manusia dan Tuhan dalam bentuk ibadah, maupun hubungan vertikal antara hubungan sesama manusia.
- Norma kesusilaan, norma yang berasal dari hati nurani yang merupakan susunan dari aturan hidup mengenai cara manusia bertingkah laku.
- Norma kesopanan, norma yang berisikan seperangkat aturan yang menjadi panduan tingkah laku agar sesuai dengan kaidah sopan santun yang dapat diterima dalam lingkungan masyarakat, berasal dari budaya maupun adat istiadat.
- Norma hukum, norma dari lembaga resmi seperti pemerintah yang bersifat memaksa, tegas, dan mengikat.
Agen Sosialisasi
- Keluarga: Keluarga adalah agen sosialisasi yang paling awal dan mendasar. Di dalam keluarga, individu belajar nilai-nilai, norma-norma, dan budaya keluarga mereka, serta norma-norma sosial yang lebih luas. Keluarga juga memberikan pemahaman tentang peran gender dan peran sosial.
- Sekolah: Sekolah adalah agen sosialisasi utama yang membantu individu memahami norma-norma pendidikan, tata krama sosial, dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Di sekolah, individu juga memahami pentingnya disiplin, tanggung jawab, dan kerja sama.
- Teman Sebaya: Teman sebaya memainkan peran penting dalam sosialisasi remaja dan dewasa muda. Mereka membantu individu memahami dinamika sosial di luar keluarga dan sekolah, serta mempengaruhi norma-norma sosial dan perilaku.
- Media Massa: Media massa, seperti televisi, radio, surat kabar, dan internet, juga berperan dalam sosialisasi dengan mempengaruhi pandangan dan sikap individu terhadap berbagai isu sosial, budaya, dan politik.
- Agama dan Keagamaan: Agama dan lembaga keagamaan juga berperan dalam sosialisasi dengan menyediakan kerangka nilai, etika, dan norma sosial yang memandu perilaku individu.
- Organisasi dan Kelompok Sosial: Bergabung dalam organisasi, klub, atau kelompok sosial tertentu juga merupakan agen sosialisasi. Mereka membantu individu memahami peran sosial yang berbeda dalam lingkungan yang lebih spesifik.
- Pemerintah: Pemerintah dapat berperan dalam sosialisasi melalui program-program pendidikan, informasi publik, dan aturan hukum yang mereka terapkan.
- Pekerjaan: Lingkungan kerja juga berperan dalam sosialisasi, terutama dalam hal perilaku profesional, etika kerja, dan norma-norma yang berlaku di tempat kerja.
👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
BalasHapus