Materi IPS Kelas 7 - Pertemuan Ke 6 - Sosialisasi


Sosialisasi adalah proses pembelajaran dan adaptasi individu terhadap norma-norma, nilai-nilai, budaya, dan tata kelola sosial dalam lingkungan masyarakat atau kelompok tertentu. Proses ini melibatkan interaksi sosial yang membentuk pandangan individu tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar mereka. Melalui sosialisasi, individu belajar bagaimana berperilaku, berbicara, dan berinteraksi sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam lingkungan mereka.


Sosialisasi adalah proses pembelajaran dan adaptasi individu dalam masyarakat atau kelompok tertentu melalui interaksi sosial, norma-norma, nilai-nilai, dan budaya yang ada dalam lingkungan tersebut. Berikut adalah beberapa definisi sosialisasi menurut para ahli:

  1. George Herbert Mead: Sosialisasi adalah proses di mana individu menginternalisasi norma-norma sosial dan mengembangkan kemampuan untuk melihat diri mereka dari sudut pandang orang lain. Mead mengemukakan konsep "self" yang terbentuk melalui interaksi sosial dan refleksi diri dalam konteks masyarakat.
  2. Charles Horton Cooley: Cooley memperkenalkan istilah "the looking glass self" yang menggambarkan bagaimana individu membentuk pandangan tentang diri mereka sendiri berdasarkan persepsi orang lain terhadap mereka. Menurutnya, sosialisasi membantu pembentukan identitas diri melalui interaksi sosial.
  3. Talcott Parsons: Parsons menyajikan konsep agen sosialisasi yang terdiri dari keluarga, sekolah, media, dan institusi lainnya yang membantu mentransmisikan nilai-nilai dan norma-norma sosial kepada individu. Ia juga mengemukakan konsep internalisasi, di mana individu menerima dan mengadopsi norma-norma tersebut.
  4. Jean Piaget: Dalam konteks perkembangan anak, Piaget menggambarkan sosialisasi sebagai bagian dari proses kognitif di mana anak-anak memahami dunia sosial di sekitar mereka melalui tahapan perkembangan kognitif yang berbeda.
  5. Prof. Dr. Koentjaraningrat: Salah satu antropolog terkemuka Indonesia, Koentjaraningrat, mendefinisikan sosialisasi sebagai "proses pembentukan kepribadian manusia yang sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat."
Dari penjelasan para ahli diatas, pemahaman sosialisasi yang paling mendekati dengan kondisi sesungguhnya ialah konsep sosialisasi yang dikemukakan oleh mead. Adapun tahapan perkembangan manusia dalam proses sosialisasi sebagai berikut:

1. Tahap persiapan (Preparatory Stage)

Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya. Pada tahap ini juga anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna. Dalam tahap ini, individu sebagai calon anggota masyarakat dipersiapkan dengan dibekali nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pedoman bergaul dalam masyarakat oleh lingkungan yang terdekat, yaitu keluarga.

2. Tahap Meniru (Play Stage)

Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran- peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan oleh seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari dirinya.

3. Tahap Siap Bertindak (Game Stage)


Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat, sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Pada tahap ini individu mulai berhubungan dengan teman teman sebaya di luar rumah.

4. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalizing Stage)


Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, dia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya, tetapi juga dengan masyarakat secara luas.


Dalam tahapan perkembangannya, setiap individu juga akan dikenalkan dengan berbagi nilai dan norma yang berlaku ditengah masyarakat. Nilai adalah sesuatu yang absolut, melekat pada objek, hadir dalam diri manusia, dan identik dengan perilakunya. Sementara itu, norma adalah aturan atau cara yang diterapkan oleh masyarakat, agar sesuai dengan nilai yang dianut oleh masyarakat setempat. Adapun nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat adalah:

Nilai berkembang dengan beraneka ragam tergantung dari kategori golongannya. Nilai terbagi menjadi 3 macam oleh Notonagoro:
  1. Nilai material, segala hal yang bermanfaat untuk jasmani manusia, seperti makanan dan minuman.
  2. Nilai vital, segala hal yang digunakan manusia dalam melakukan aktivitas, seperti buku untuk dibaca, payung saat hujan, dan lainnya.
  3. Nilai kerohanian, segala sesuatu yang bermanfaat bagi rohani manusia, meliputi nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai kebaikan / moral, dan nilai religius.
Sementara itu, adapula norma yang juga tidak terlalu berbeda jauh dengan nilai. Norma dibagi ke dalam beberapa jenis atau kelompok, seperti:

  1. Norma agama, norma yang memuat aturan guna menata hidup manusia yang mengatur hubungan makhluk hidup secara vertikal antara manusia dan Tuhan dalam bentuk ibadah, maupun hubungan vertikal antara hubungan sesama manusia.
  2. Norma kesusilaan, norma yang berasal dari hati nurani yang merupakan susunan dari aturan hidup mengenai cara manusia bertingkah laku.
  3. Norma kesopanan, norma yang berisikan seperangkat aturan yang menjadi panduan tingkah laku agar sesuai dengan kaidah sopan santun yang dapat diterima dalam lingkungan masyarakat, berasal dari budaya maupun adat istiadat.
  4. Norma hukum, norma dari lembaga resmi seperti pemerintah yang bersifat memaksa, tegas, dan mengikat.


Agen Sosialisasi

Agen sosialisasi adalah entitas atau lembaga yang berperan dalam menyampaikan norma-norma sosial, nilai-nilai, budaya, serta pengalaman-pengalaman yang membantu dalam proses sosialisasi individu. Mereka bertindak sebagai perantara atau fasilitator dalam mempengaruhi cara individu memahami dan beradaptasi dengan lingkungan sosial mereka. Berbagai agen sosialisasi membantu individu memahami peran mereka dalam masyarakat dan bagaimana mereka harus berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Beberapa contoh agen sosialisasi yang umum meliputi:

  1. Keluarga: Keluarga adalah agen sosialisasi yang paling awal dan mendasar. Di dalam keluarga, individu belajar nilai-nilai, norma-norma, dan budaya keluarga mereka, serta norma-norma sosial yang lebih luas. Keluarga juga memberikan pemahaman tentang peran gender dan peran sosial.
  2. Sekolah: Sekolah adalah agen sosialisasi utama yang membantu individu memahami norma-norma pendidikan, tata krama sosial, dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Di sekolah, individu juga memahami pentingnya disiplin, tanggung jawab, dan kerja sama.
  3. Teman Sebaya: Teman sebaya memainkan peran penting dalam sosialisasi remaja dan dewasa muda. Mereka membantu individu memahami dinamika sosial di luar keluarga dan sekolah, serta mempengaruhi norma-norma sosial dan perilaku.
  4. Media Massa: Media massa, seperti televisi, radio, surat kabar, dan internet, juga berperan dalam sosialisasi dengan mempengaruhi pandangan dan sikap individu terhadap berbagai isu sosial, budaya, dan politik.
  5. Agama dan Keagamaan: Agama dan lembaga keagamaan juga berperan dalam sosialisasi dengan menyediakan kerangka nilai, etika, dan norma sosial yang memandu perilaku individu.
  6. Organisasi dan Kelompok Sosial: Bergabung dalam organisasi, klub, atau kelompok sosial tertentu juga merupakan agen sosialisasi. Mereka membantu individu memahami peran sosial yang berbeda dalam lingkungan yang lebih spesifik.
  7. Pemerintah: Pemerintah dapat berperan dalam sosialisasi melalui program-program pendidikan, informasi publik, dan aturan hukum yang mereka terapkan.
  8. Pekerjaan: Lingkungan kerja juga berperan dalam sosialisasi, terutama dalam hal perilaku profesional, etika kerja, dan norma-norma yang berlaku di tempat kerja.
Agen-agen sosialisasi ini bekerja bersama-sama untuk membentuk individu sebagai anggota masyarakat yang paham norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku, serta bagaimana mereka harus berperilaku dalam berbagai konteks sosial. Proses sosialisasi melibatkan interaksi antara individu dan agen-agen ini sepanjang kehidupan, dan hasilnya adalah pembentukan identitas sosial individu yang unik.

1 komentar:

  1. 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍

    BalasHapus

Terima kasih sudah memberi masukan kepada kami!